Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional
2008
Pendahuluan
Modul 5 akan mengajak peserta
pelatihan untuk memahami Strategi Pembelajaran Berbasis TIK. Setelah mengikuti
pelatihan dengan menggunakan modul 5, diharapkan peserta pelatihan akan
memahami tentang perbandingan model pembelajaran konvensional dan pembelajaran
berbasis TIK, model pembelajaran berbasis TIK, langkah-langkah pengembangan
pembelajaran berbasis TIK, serta kondisi prasarat untuk mengambangkan
pembelajaran berbasis TIK.
Modul ini dirancang untuk
disajikan dalam waktu 2 x 45 menit. Pada saat pelatihan, diupayakan semua
peserta terlibat dalam membahas dan mendalami modul ini. Diskusi yang
diselenggarakan bisa melalui eksplorasi pengalaman peserta, memberikan masukan,
dan/atau menyajikan pengetahuan/teori/paktek dari berbagai sumber yang telah dimiliki
peserta. Tutor lebih banyak bertindak sebagai fasilitator. Hargai setiap
pendapat yang disampaikan peserta. Setiap sub topik yang dibahas, disimpulkan
sehingga menjadi kesepakatan bersama.
KEGIATAN
BELAJAR 1 _________________________________________
Pembelajaran yang Ideal
Berikut ini adalah beberapa
kasus yang diangkat dari temuan di lapangan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas .
Kasus 1:
Seorang guru merenung. Dia merasa
bahwa sudah segala daya, upaya, dan tenaga dikerahkan, tetapi siswanya masih
belum nampak terlibat dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru
sudah berapi-api mengajar, suara sudah sekeras mungkin dikeluarkan, tulisan di
papan tulis pun selain sudah jelas juga besar. Dia merasa bahwa perjuangan
tersebut sia-sia, karena beberapa siswa matanya lebih banyak melihat ke luar
jendela kelas, siswa lain sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya, yang
lainnya nampak berulang-ulang melihat jam seperti ingin mempercepat berjalannya
waktu. Secara umum, pembelajaran yang diselenggarakan guru tidak menarik bagi
siswa.
Kasus 2:
Seorang siswa menyanggah teori
yang baru saja disampaikan gurunya dalam pembelajaran dalam kelas. Guru dan
siswa saling beradu argumentasi, kedua-duanya saling mempertahankan pemahaman yang
mereka miliki. Masing-masing tidak dapat menjelaskan kebenaran dalam kekiniannya. Sampai dengan berakhirnya
pembelajaran, tidak ada kesepakatan yang dapat diambil.
Kasus 3:
Sesaat akan dimulainya
pembelajaran,siswa menampilkan mimik
ketidaksabaran untuk segera mengikuti proses pembelajaran. Siswa menampilkan
kesan seolah-olah menanti sebuah pertunjukkan spektakuler dari seseorang yang
diidolakan. Kelas terasa hangat. Begitu pembelajaran dimulai, Guru tampil
dengan senyum yang segar, mulai membuka pertunjukkan.
Pada bagian pembukaan pembelajaran, Guru menyajikan stimulus yang dikemas
sedimikian rupa sehingga memunculkan rangsangan response luar biasa pada diri
siswa. Siswa aktif dan kreatif dalam mencari pengetahuan yang hanya diarahkan
guru. Siswa seolah-olah yang memegang kendali pembelajaran. Siswa merasa bahwa
dia sangat butuh dan ingin menuntaskan kepenasaran dari stimulus yang diberikan
guru. Akibatnya, guru tidak perlu bersusah payah menghabiskan tenaga. Guru
hanya mengarahkan, melayani pertanyaan, serta menjadi pemberi kemudahan bagi
siswa (fasilitator). Pada saat
terdengar bel tanda berakhirnya pembelajaran, terdengar suara siswa yang
menyayangkan waktu terlalu cepat berlalu. Terasa aroma pembelajaran yang
bermakna, dialogis, dinamis, serta bermuara pada pembelajaran yang
menyenangkan.
Diskusikan antar peserta :
1.Apa pandangan peserta terhadap setiap
kasus tersebut?
2.Manakah diantara kasus tersebut yang
pernah dialami?
3.Kasus manakah yang paling ideal terjadi
dalam pembelajaran?
4.Bagaimanakah upaya agar pembelajaran
ideal tersebut dapat terjadi?
Diharapkan peserta tidak setuju
dengan kasus 1 dan kasus 2, dengan pembelajaran yang satu arah, guru
mendominasi pembelajaran, guru sebagai pusat pembelajaran, guru sebagai
satu-satunya sumber ilmu, tidak ada media pedukung (hanya teori), siswa pasif,
siswa bosan, pembelajaran tidak menyenangkan, pembelajaran tidak bermakna,
hasil pembelajaran tidak membanggakan.
Diharapkan peserta setuju dan
mengidam-idamkan kasus 3. Pembelajaran yang ideal. Guru tidak lagi mendominasi
pembelajaran, siswa sebagai subjek pembelajaran, guru kreatif dan inovatif
dalam merencanakan pembelajaran, pembeajaran berorientasi kepada kehidupan
nyata tidak hanya kepada buku.
Jika dilihat dari perkembangan
media yang digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas, dapat diurutkan bahwa
pembelajaran formal dimulai dari masa blackboard,
whiteboard, keyboard, dan akhir-akhir ini telah banyak yang mengembangkan virtualboard. Hal ini dapat dilihat
dalam cuplikan film (salah satu) yang dapat diunduh dari YouTube dengan judul MIT
Sketching.
Dalam film tersebut Nampak
seorang guru dapat mengajar dengan dinamika dan media yang mengarah kepada
realistis. Guru menggambarkan objek dipapan tulis (whiteboard) tetapi objek
yang digambarkan guru dapat dikendalikan (dihidupkan). Akibatnya, siswa tidak
hanya mendapatkan cerita belaka tetapi dapat melihat secara nyata.
Cerita tentang perubahan media
pembelajaran dari blackboard hingga virtualboard, dapat dipertegas dengan
menampilkan video dari sebuah produsen handphone yang bercerita tentang dunia
komunikasi digital yang semakin canggih. Seorang Ibu Guru menjelaskan materi di
Jepang dengan menggunakan virtualboard, seorang siswi berkomunikasi dengan
Ibunya menggunakan fasilitas ViCon dengan HandPhone.
Agar peserta lebih menyadari
bahwa jika belum mulai menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran
(sementara di dunia luar telah terjadi perkembangan digital yang semakin
canggih), dapat pula disajikan film dari Microsoft tentang Surfacing Computer. Sebuah media computer yang tidak lagi menggunakan
keyboard dan layar monitor, melainkan
sebuah meja menjadi screentouch
sekaligus monitor.
Pembelajaran tidak hanya
diselenggarakan di dalam ruang kelas dan pada jam belajar formal. Tidak sedikit
pula guru yang telah menyelenggarakan pembelajaran yang tidak hanya dibatasi
ruang dan waktu (Modul 1).Sebelum atau
setelah pembelajaran di dalam kelas diselenggarakan, guru telah/akan menugaskan
kepada siswa untuk mencari berbagai sumber ilmu dengan berbagai cara/media
sesuai dengan perkembangan teknologi digital.
Diskusikan antar peserta :
1.Seberapa pentingkah media pembelajaran
dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran?
2.Media seperti apakah yang paling ideal
digunakan dalam pembelajaran?
3.Media apa yang dibutuhkan agar pembelajaran
yang dilakukan siswa dapat berlangsungtanpa dibatasi ruang dan waktu?
4.Sesering apakah peserta menggunakan
media pembelajaran berbasis TIK?
5.Pernahkan peserta menyelenggarakan
pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan waktu? Seperti apa yang sudah dilakukan
peserta dalam menyelenggarakan pembelajaran yang tidak hanya diselenggarakan di
dalam kelas saja?
Paltimer (1991) membandingkan pembelajaran
kalkulus yang menggunakan computer dengan pembelajaran konvensional menujukkan
bahwa hasil pembelajaran berbasis komputer lebih baik daripada pembelajaran
konvensional. Tetapi, tidak setiap pembelajaran harus diselenggarakan melalui
pembelajaran berbasis TIK. Beberapa kegiatan pembelajaran masih harus
diselenggarakan dengan pembelajaran konvensional.
Diskusikan perbandingan kekuatan
(strength) antara pembelajaran
konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK:
Pembelajaran
konvensional
Pembelajaran
berbasis TIK
- Murah
- Bisa
menvisualisasikan peristiwa yang berbahaya, sulit di praktekkan
- mudah dilaksanakan
-fleksibel (tdk
terbatas ruang dan waktu)
- Interaksi antara
guru dan siswa lebih cepat
Diskusikan perbandingan
kelemahan (weaknesses) antara
pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK:
Pembelajaran
konvensional
Pembelajaran
berbasis TIK
Kurang bisa
mengakomodasi kecepatan belajar siswa
Mahal dalam
penyiapan infra struktur
Koneksititas
jaringan
Peserta menuliskan di kertas
karton yang sudah ditempel dan memuat table tersebut. Peserta berdiskusi, mana
yang disetujui sebagai hal benar tentang kekuatan dan kelemahan perbedaan
antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK. Jika ada
isian yang sama pengertiannya, dirangkumkan menjadi satu pernyataan.
Model
Pembelajaran Berbasis TIK:
Teori belajar behaviorisme
berpandangan bahwa proses pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang
disampaikan guru melalui atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan teori
belajar konstruktivisme berpandangan bahwa media digunakan sebagai sesuatu yang
memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Kozma
(1991) menyatakan bahwa media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik,
elektronik, bentk fisik), sistem simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar,
suara) serta sarana yang digunakan (radio, video, komputer, buku).
Peserta dibagi kertas yang
berisi pertanyaan-perntanyaan di bawah ini. Peserta memberikan respon pada
kertas yang dibagikan. Setelah selesai, peserta dapat membacakan respon
masing-masing. Setelah selesai, seluruh peserta diajak untuk menarik kesimpulan
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.